Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Sejarah Nama Muara Enim

Sejarah Nama Muara Enim Kota Muaraenim, berada sekitar 400 KM dari Kota Palembang. Kota ini sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Muaraenim. Wilayahnya dibelah dua sungai; Sungai Lematang (yang mengalir dari arah Bengkulu) dan Sungai Ogan (yang mengalir dari arah Lampung). Kedua sungai itu bertemu—membentuk semacam muara, dan menyatu dalam Sungai Enim. Sungai Enim ini merupakan salah satu anak Sungai Musi di Kota Palembang. Dengan demikian wilayah Kabupaten Muaraenim merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS)—dialiri tiga sungai tadi. Pada masa pendudukan Hindia Belanda, saat struktur pemerintahan di daerah masih berbentuk Marga, di sepanjang aliran tiga sungai itu terdapat beberapa pemerintahan marga. Di jalur Sungai Enim misalnya meliputi Marga Tamblang Ujan Mas sampai Marga Sungai Rotan. Sedangkan di sepanjang Sungai Lematang meliputi Marga Semendo sampai Marga Tamblang Patang Puluh Bubung. Semuanya bergabung dalam Wilayah Administr

PUISI BILIK CINTA

Bilik Cinta Terbayang wajah manis Senyum yang menggoda Membuat mata tak terpejam Bolak-balik badan Berbaring di alam hayal Indah, anggun Walau dalam lamunan Ku puja, ku puji Cinta ini tak bertaji Semangat, riang Walau hanya dalam bayang Cinta ini bersemi Cinta ini tak berani Hanya diam memuji Tak ada nyali Cinta hanya berani di bilik Cinta ini milik ku sendiri Cinta mu tak tau pasti Hanya ilusi.... (me. 18052013 21. 49)

PUISI MERPATI

Merpati Putih Abu-abu Terbang bebas di langit biru Sepasang menjalin kisah setengah hari Balik dan menuju rumah singgah Sebab esok kan berkelana Sayap sayap indah menari Lincah mungil menarik mangsa Mangsa butiran padi di tengah malam Padi di semai di atas gunung Tinggi,... Tapi kau kan punya sayap Kepakan saja meski sayap mu terlalu kecil Sayap putih mu indah,.... Sayang kalau patah Merpati tak bebas terbang Karena sayap putih mu tak lagi bersih dan mungil Debu bumi ini terlalu tajam Kotor berdebu.. ( me, 27052013 19. 20)

PUISI DAUN

DAUN Bertengger di ranting pepohonan Warna mu menghipnotis mata Hijau sejukan hati melihatmu menari dan melambai menyapa Desir angin hempaskan tubuh mu Diam kaku terbujur tetapi bergoyang Inikah dunia mu dunia yang penuh hempasan Berkilau di sengatan sang raja siang Berfotosintesis dengan manja Menikmati makanan di atas ranting yang rapuh Akar-akar kecil merintih meminta jatah Sudikah engkau membagi permata Hijau warna muda sungguh elok Tapi tua tak dapat terelak, kuning lalu jatuh Akar-akar akan menjadikan mu santapan Karena mereka lapar tak ada makanan   Di atas dirimu terbuai Dibawah dirimu terbuang Ini kah dunia mu dunia yang terbuang                                                                                                                       (me. 04062013 19.48)

PUISI

Pena Cinta Kata demi kata ku ejah Kan ku rangkai demi cinta Pada mu wahai sang pelita Tengada tangan berharap penuh Menanti mentari di waktu subuh Goresan bait-bait hati Menata ulang rasa bersemi Tertulis cinta di kertas hampa Dimana kata kan terukir Kalaulah tidak dihati yang yang kosong Paragraf demi paragraf Namun tinta tak kan habis Bercerita pada lembaran nafsu (me. 21052013. 21. 17)